Solusi Sehat

Minggu, 01 Februari 2009

Teknologi Pendidikan

TEORI PEMBELAJARAN
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/
Download/Editing by: Saifurrohman
HAKEKAT DAN PENGERTIAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional
Kontekstual
*Menyandarkan pada pemahaman makna.
*Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.
*Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
*Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan.
*Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
*Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.
*Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok).
*Perilaku dibangun atas kesadaran diri.
*Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.
*Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri. yang bersifat subyektif.
*Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut merugikan.
*Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.
*Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting.
*Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
Tradisional
*Menyandarkan pada hapalan.
*Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh guru.
*Siswa secara pasif menerima informasi, khususnya dari guru.
*Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan.
*Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan.
*Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.
*Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan (kerja individual).
*Perilaku dibangun atas kebiasaan.
*Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.
*Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai rapor.
*Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman.
*Perilaku baik berdasarkan motivasi entrinsik.
*Pembelajaran terjadi hanya terjadi di dalam ruangan kelas.
*Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.
Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual
Konstruktivisme
*Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.
*Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan.
Inquiri
*Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
*Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
Questioning (bertanya)
*Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
*Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry.
Learning Community (Masyarakat Belajar)
*Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
*Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
*Tukar pengalaman dan barbagi.
Modeling (Permodelan)
*Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar.
*Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya.
Reflection (refleksi)
*Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.
*Mencatat apa yang telah dipelajari.
*Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.
Authentic Assessment (Penilaian Yang Sebenarnya)
*Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
*Penilaian produk (kinerja).
*Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual.
Pemikiran tentang belajar
Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut.
1. Proses belajar
*Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan di benak mereka.
*Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru..
*Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.
*Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
*Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
*Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
*Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan sesorang.
2. Transfer Belajar
*Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain.
*Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit)
*Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu
3. Siswa sebagai Pembelajar
*Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal baru.
*Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting.
*Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui.
*Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
4. Pentingnya Lingkungan Belajar
*Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
*Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.
*Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.
*Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas
Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya :
1. .Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
2. kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
3. Ciptakan masyarakat belajar.
4. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
5. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
6. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Tujuan dari penerapan dan pendekatan pembelajaran konstektual adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individual, anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota bangsa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sejumlah hasil yang diharapkan dalam penerapan pendekatan pembelajaran konstektual, diantaranya adalah :
Guru yang berwawasan.
Materi dalam pembelajaran.
Stategi metode dan teknik belajar mengajar.
Media pendidikan
Fasilitas
Proses belajar mengajar
Kancah pembelajaran
Penilaian
Suasana.
Kesimpulan
Pembelajaran konstektual merupakan pendekatan belajar yang mendekatkan materi yang dipelajari oleh siswa dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Jika dilaksanakan dengan baik pembelajaran konstektual dapat meningkatkan makna pembelajaran ini pada gilirannya menimbulkan hasil belajar siswa, baik hasil belajar yang berupa kemampuan dasar maupun kemampuan fungsional. Pendekatan pembelajaran konstektual memerlukan guru yang gemar mempelajari konteks untuk dikaitkan dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Saran
Dalam pembelajaran konstekstual diperlukan guru yang berwawasan luas yang dapat mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari serta materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa. Strategi guru dalam proses pembelajaran kontekstual sangat menetukan keberhasilan siswanya. Guru melakukan perubahan kebiasaan dalam proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian hasil belajarnya. Sebagai calon pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini sangat penting karena dapat membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UNNES Press.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/

Read more...

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP